Momen
itu masih lekat dalam ingat. Saat kamu memandangku dengan bingkai malu, mata
itu seakan ingin mengatakan sesuatu. Betapa hatiku berbunga ketika tatap mata
itu menyapa karena tatapan itu bagiku adalah jawaban dari harapan yang sekian
hari kututupi. Pandangan itu adalah sebuah tanda kesediaan atas pinta-pinta
yang tak sempat terucapkan. Meski hanya sekilas, meski sebentar, meski hanya
sekali, tatapan itu begitu berarti…
Setelah
kesulitan pasti ada kemudahan, setiap kita berazzam pasti akan diberi jalan.
Dan jalan itu pun terbentang, Dia -atas kuasanya- telah memberi keberanian
untuk membuat sebuah keputusan. Putuskan pergi agar perjumpaan itu tak lagi
terjadi.
Dan kini bayangan2 tak lagi merajam hati. Rasa itu sekarang bukan sesuatu yang menyakitkan. Bukan pula siksaan yang membuat terkapar. Rasa itu telah menjadi kenangan, sekedar hiasan bagi kehidupan.
Pelan tapi pasti, bayangan2 hilang ditelan kesibukan. Bunga-bunga benalu itu pun layu. Harapan-harapan itu pun tak lagi menggebu. Tinggallah kini kepasrahan bersemayam, menyerahkan semuanya pada ketentuan yang telah tertuliskan.
berhentilah berharap, karena ada sesuatu yang lebih utama dari pada memelihara bunga. Ada yang lebih penting dari pada menapaki jalan dengan hati kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar