Sabtu, 30 Januari 2010

KOSONG


Kasih…………

Satu titik melekat di sanubarimu………

Nelangsa hati yang penuh tanya-tanya…...?

Membuat pilihan yang mungkin kulakukan

Ketika hati tak ingin disakiti dan menyakiti

Kemana cahaya dihatiku ……..

Redup dan menjauh menjadi kosong

Kasih……..

Disaat semua nya mulai menjauh

Hampa itulah ucapanku

Embun yang begitu bening

Perlahan tapi pasti jatuh dan terus jatuh menyerupai hujan……………..

Senin, 25 Januari 2010

ARTIMU


Apakah arti sebuah tawa kalau bukan senyumanmu

Seperti rintik gerimis yang lebih menyenangkan dari pada hujan itu

Ketika kau masih disini……………..

Dan menatapmu dengan penuh arti

Namun………………….

Semua hilang ketika kau hilang

Ada yang pergi ketika kau pergi

Senyum dan hatiku jadi hambar ditelan kegetiran yang dalam….

Jika nanti……………

Aku mampu mengepakan sayap

Yakinlah…..!!!

Aku tak sungguh melupakanmu

Karena kau adalah alasan mengapa aku ada.

Minggu, 17 Januari 2010

HIKMAH MENYANTUNI ANAK YATIM


Setiap 10 Muharam atau yang dikenal Asyura. Rasulullah saw mengingatkan umatnya untuk berpuasa. “ Sesungguhnya hari Asyura adalah termasuk hari yang dimuliakan Allah. Barangsiapa yang suka berpuasa , maka berpuasalah.” (Muttafaq ‘alaih). Anjuran Rasulullah saw tersebut sering dipandang sebagai wujud penghormatan kepada hari kemerdekaan kaum lemah/dhuafa khususnya anak yatim. Karena itu, dalam tradisi umat islam Indonesia, Asyura sering pula disebut sebagai hari anak yatim.

Menyantuni dan memberdayakan anak yatim penting bagi umat islam secara keseluruhan adalah wajib, dan bukan terbatas pada hal-hal yang bersifat fisik, seperti harta, tetapi secara umum juga mencakup hal-hal yang bersifat psikis. Sedangkan anjuran membela dan menyantuni anak yatim tampak lewat berbagai hadis Rasulullah saw. “ Sering-seringlah mengusap kepala anak yatim.” Kata Nabi yang dijadikan yatim oleh Allah SWT.

‘Hiasilah rumahmu dengan (memelihara) anak yatim.’
Dalam menyantuni anak yatim, terutama mereka yang memiliki harta haruslah dengan penuh tanggung jawab dan profesional. Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang akan menyala-nyala (neraka) (QS An Nisa’:10). Juga, dan janganlah kamu dekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa

Kendati demikian Alquran juga membolehkan wali miskin memakan harta anak yatim dan tidak memboleh kan wali kaya memakannya (QS An Nissa:6). Adapun dalam sebuah hadist, Rasulullah saw menjelaskan masalah ini. Pada suatu hari datang seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: “ Ya..Rasulullah, aku ini orang miskin, tapi aku memelihara anak yatim dan hartanya, bolehkah aku makan dari harta anak yatim itu?” kemudian Rasulullah saw menjawab , “ Makanlah dari harta anak yatim sekedar kewajaran, jangan hartamu dicampurkan dengan harta anak yatim itu

Berkaca dari pesan Alquran dan Sunah Rasul tersebut, dalam situasi krisis berkepanjangan ini, maka menyantuni anak yatim merupakan perbuatan sangat terpuji. Semua itu kita lakukan agar kita terhindar dari ancaman Alquran sebagai pendusta agama (Q al Maun: 1-3)

Selasa, 12 Januari 2010

“BIAS HARAPAN”


Tak terasa singkat waktu bersamamu ada duka dan bahagia terjalin indah

Sejarahku berada diantara ilalang penuh rasa kehampaan, kesepian dan kehilangan

Ada rasa diantara luka yang terselib kini………!

Namun…..,kau dengan tulus membawaku pergi dari luka yang kini menderaku……

Bersamamu kurasakan kedamaian

Bersamamu kubuka lembaran baru

Bukan untuk terluka, menangis dan menderita lagi………!

Aku……..diantara catatan suram…..

Berharap dalam ketakutan yang nyata….

S’moga kau menjadi pelabuhan terakhir dalam hidupku……!!!